Dengan semakin berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya komputer, internet dan perangkat komunikasi, dunia akan terasa semakin kecil, batas wilayah bahkan negara menjadi tidak jelas, jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. John Lennon dalam lirik lagu Imagine menulis “the world to be as one”. Sebenarnya dalam Teori Tektonik Lempeng pada ratusa juta tahun yang lalu bumi ini danya terdiri atas satu benua , yaitu “pangea”dan satu samudra, yaity “thetys”.
Bayi-bayi yang dilahirkan tahun 2000 dan setelahnya ada yang menyebut sebagai generasi dijital, karena pada saat mereka lahir sudah dipengaruhi dengan perangkat yang sekarang disebut perangkat dijital, orang tuanya mengabarkan berita kelahirannya melalui handphone, bahkan bagi yang beragama Islam mendengarkan suar adzan kepada bayinya bisa melalui rekaman adzan pada perangkat handphone atau mp3 player kemudian di foto dengan kamera dijital bahkan kemudian ada yang di upload ke situs jejaring sosial di internet. Pada saat mereka tumbuh menjadi anak kecil dan remaja mereka sudah harus berkomunikasi dengan handphone, BB, netbook, tablet melalui internet. Mereka tumbuh dengan ketergantungan pada alat komunikasi canggih yang akan semakin canggih tanpa mereka tahu dibalik kecanggihan tersimpan kerumitan teknologi yang luar biasa.
Saya membayangkan bahwa 10 tahun atau 20 tahun lagi semua manusia yang bersusia 20 hingga 30 tahunan adalah manusia generasi dijital yang hidupnya akan sangat tergantung dengan perangkat dijital. Mereka akan menjadi satu generasi dari satu dunia atau dunia yang satu sebagai manusia dijital. Bukan tidak mungkin mereka akan belajar, sekolah dan kuliah hingga menjadi sarjana akan sangat tergantung dari perangkat dijital, bahkan bukan tidak mungkin handphone dan internet akan menjadi salah satu dari kebutuhan pokok setara dengan sembako yang ada sekarang. Manusia dari generasi tersebut akan menderita penyakit baru karena tidak bisa berkomunikasi dengan perangkat dijital, orang bisa stress dan memicu penyakit yang bersifat generatif bahkan mungkin bunuh diri hanya karena alat komunikasinya bermasalah.
Bayi-bayi yang dilahirkan tahun 2000 dan setelahnya ada yang menyebut sebagai generasi dijital, karena pada saat mereka lahir sudah dipengaruhi dengan perangkat yang sekarang disebut perangkat dijital, orang tuanya mengabarkan berita kelahirannya melalui handphone, bahkan bagi yang beragama Islam mendengarkan suar adzan kepada bayinya bisa melalui rekaman adzan pada perangkat handphone atau mp3 player kemudian di foto dengan kamera dijital bahkan kemudian ada yang di upload ke situs jejaring sosial di internet. Pada saat mereka tumbuh menjadi anak kecil dan remaja mereka sudah harus berkomunikasi dengan handphone, BB, netbook, tablet melalui internet. Mereka tumbuh dengan ketergantungan pada alat komunikasi canggih yang akan semakin canggih tanpa mereka tahu dibalik kecanggihan tersimpan kerumitan teknologi yang luar biasa.
Saya membayangkan bahwa 10 tahun atau 20 tahun lagi semua manusia yang bersusia 20 hingga 30 tahunan adalah manusia generasi dijital yang hidupnya akan sangat tergantung dengan perangkat dijital. Mereka akan menjadi satu generasi dari satu dunia atau dunia yang satu sebagai manusia dijital. Bukan tidak mungkin mereka akan belajar, sekolah dan kuliah hingga menjadi sarjana akan sangat tergantung dari perangkat dijital, bahkan bukan tidak mungkin handphone dan internet akan menjadi salah satu dari kebutuhan pokok setara dengan sembako yang ada sekarang. Manusia dari generasi tersebut akan menderita penyakit baru karena tidak bisa berkomunikasi dengan perangkat dijital, orang bisa stress dan memicu penyakit yang bersifat generatif bahkan mungkin bunuh diri hanya karena alat komunikasinya bermasalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar